Berbicara mengenai perencanaan ketahanan struktur bangunan terhadap beban angin menjadi menarik belakangan ini. Perencanaan beban angin yang dahulu disandarkan pada PEDOMAN PERENCANAAN PEMBEBANAN BANGUNAN GEDUNG (PPURG 1987), barangkali tidak terlalu menjadi sebuah bahasan yang rumit. Namun, dewasa ini kiblat pendekatan perhitungan beban angin beralih ke code ASCE 7 yang sedari dulu telah menerapkan banyak faktor kondisi lingkungan dalam formulasinya.

Maklum saja, perilaku angin sebagai beban dinamis yang sedemikian rumit tentu tidak dapat diestimasi hanya dengan pendekatan yang sederhana. Faktor lingkungan seperti letak topografi, kekasaran permukaan tanah, dan kecepatan hembusan angin menjadi hal yang wajib diperhitungkan. Baca: Kecepatan Angin Dasar untuk Beban Angin (SNI 03-1727-2013).

Pemandangan seperti video di atas tentu bukan hal yang ingin kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Namun, ancaman bahaya dari terjangan angin tentu sudah tidak dapat kita nafikkan. Maraknya fenomena alam mengenai angin kencang yang menerjang pemukiman, gedung, dan fasilitas publik hampir bukan jadi hal baru di negeri ini.

Selanjutnya, aspek baru yang dapat dijumpai di standar baru pembebanan angin kita diantaranya adalah kategorisasi eksposur permukaan tanah dan evaluasi tekanan angin akibat eksistensi tekanan internal. Kesalahan pemahaman dalam penerapan kriteria sesuai bisa jadi dapat berakibat fatal.

Kategori Eksposure

Simpelnya, kategorisasi jenis eksposur dapat dipahami melalui gambaran berikut:

Eksposur A: Pusat perkotaan yang minimum 50% tinggi bangunannya lebih dari 20 m
(SUDAH TIDAK DIPAKAI SEJAK ASCE 7-02)
Eksposur B: Area Urban/Sub-Urban, daerah pepohonan dengan penghalang angin yang dekat
(DAERAH URBAN SEPERTI JAKARTA MEMAKAI KATEGORI INI)
Eksposur C: Lahan terbuka dengan penghalang angin tersebar yang tingginya <10 m
(DAERAH PADANG RUMPUT DAN BANDARA TERMASUK KATEGORI INI)
Eksposur D: Lahan terbuka tanpa penghalang angin, daerah permukaan air.
(DAERAH TEPIAN PANTAI DAN PERMUKAAN AIR LAUT TERMASUK KATEGORI INI)

Tekanan Internal

Nilai tekanan angin yang bekerja pada struktur bangunan perlu dievaluasi terhadap tekanan internal. Evaluasi ini diterapkan pada jenis ketertutupan (enclosure) bangunan tertutup dan tertutup sebagian. Definisi jenis ketertutupan tersebut secara umum didasarkan pada aturan berikut:

Nilai tekanan internal sendiri dapat bernilai positif maupun negatif, tergantung pada arah hembusan angin relatif terhadap lokasi bukaan pada bangunan. Gambarannya sebagai berikut:

Pemahaman yang tepat akan meminimalkan kekeliruan estimasi nilai beban angin yang bekerja.

One thought on “Kategori Eksposur dan Tekanan Internal Perencanaan Beban Angin”

Leave a Reply